Terlepas dari bakal disahkan atau tidak hasil KLB Deli Serdang, mestinya Moeldoko dengan sikap ksatria mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala KSP. Moeldoko bisa mencontoh Wiranto yang pada tahun 2016 mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Hanura, agar bisa lebih fokus pada tugas barunya sebagai Menkopolhukam saat itu.
Moeldoko telah memilih tawaran KLB sebagai ketua umum. Mestinya dengan legowo melepas jabatannya sebagai Kepala KSP, bahkan sebelum hasil kongres diajukan ke meja Menkumham.
Jika hasil KLB Deli Serdang tidak disahkan sekalipun, sudah ketahuan Moeldoko bermain mata dengan sebagian kader partai Demokrat. Jika memang ingin benar-benar fokus pada tugas dan tanggung jawabnya, mestinya Moeldoko tidak tergoda membagi fokus dengan urusan rumah tangga parpol, karena tugas saat ini sebagai kepala KSP saja sudah cukup berat. Apalagi pemerintah sedang berjibaku melawan pandemi Covid-19. Jokowi butuh dukungan besar dalam hal tersebut.
Jadi biar ngeles cantik-nya pada saat isu kudeta beberapa waktu lalu tidak mubazir-mubazir amat, mestinya Moeldoko mundur secara gentleman pada kesempatan pertama. Keputusan ini juga mungkin bisa meredam ketidaksukaan sebagian masyarakat pada akrobat politik Moeldoko.
Mari kita nantikan bersama kelanjutan sinetron politik ini. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H