Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purnama Kesiangan

3 Maret 2021   20:24 Diperbarui: 3 Maret 2021   21:02 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari dokumen pribadi.

Langit pagi biru cerah
dan wajah gadisku memerah
malu-malu dia mengecup pipiku dari balik kamera selfie.

Jauh pada jarak tapi dekat pada gawai
Itulah kami.

Tapi
kaca jendela memburam karena gerimis
ada yang aneh!

Ah, bukan gerimis yang jatuh dari angkasa
melainkan air mata purnama yang terpaku di atas sana
pucat pasi, tapi seperti biasa, selalu mampu buat terkesima.

"Mengapa menangis, Bulan?" tanyaku padanya.
"Aku kesiangan jadi tidak tahu jalan pulang," jawabnya nelangsa.

Aku jadi teringat gadisku yang kutinggal pergi.

Buru-buru aku menuruni tangga balkon
tapi sayang,
dia sudah hilang dari layar gawai.
Sepertinya gadisku cemburu pada Bulan

Langit masih biru
tapi gerimis sudah berubah jadi hujan.

Mungkinkah ...
Bulan yang cemburu pada gadisku

Entahlah.

--- 


kota daeng, 3 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun