Malah salah satu pembimbing rekoleksi yang pernah saya ikuti mengatakan, keberhasilan sebuah pernikahan akan sangat ditentukan oleh kata kunci ini, komitmen. Jika pernikahan = cinta + komitmen, tidak menutup kemungkinan pada masanya nanti komitmen akan menempati porsi yang jauh lebih besar daripada cinta.
Tidak mudah menyatukan dua insan yang berbeda satu sama lain, baik jenis kelamin, pemikiran, latar belakang dan deretan perbedaan lainnya. Dengan memegang teguh komitmen, dua orang yang sedang menjalani relasi lebih mudah menemukan cara untuk saling berkompromi satu sama lain dalam menjembatani perbedaan-perbedaan tersebut. Kemudian jika terjadi konflik, akan lebih mudah juga mencari jalan keluar terbaik jika keduanya menjunjung tinggi komitmen.
Komitmen ini akan lebih menentukan lagi jika hubungan tersebut adalah hubungan jarak jauh alias LDR. Seberapa teguh pasangan memegang teguh komitmen akan menentukan keberhasilan hubungan tersebut. Karena jika cinta telah memudar dan pasangan tidak memiliki komitmen yang kuat, lama kelamaan R pada kata terakhir LDR bukan lagi relationship tapi menjadi routines atau rutinitas belaka.
Jika RÂ telah menjadi rutinitas belaka tanpa "rasa" lagi, maka hubungan relasi pun menjadi rentan terhadap distorsi. Ada pemicu masalah sedikit, hubungan bisa menjadi hancur berantakan.
Semoga artikel ini bisa memberi inspirasi untuk pembaca sekalian terutama untuk para pejuang LDR di luar sana. Salam sehat selalu. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H