Sudah ditulis di paragraf pertama kalau saya mencoba mengingat kapan terakhir kali menghadiri resepsi, karena suasana resepsi kali ini jauh berbeda. Suasana resepsi pada masa normal baru ini memang benar-benar dikonsep untuk meminimalkan risiko transmisi Covid-19. Memang sudah mendengar pengalaman teman-teman sebelumnya, tapi kali ini mengalaminya langsung.
Jadi sekalian saja saya buat artikelnya di sini, siapa tahu bisa jadi referensi bagi pembaca yang juga punya rencana sama, tapi masih bingung dengan konsep resepsinya nanti.
Serba Ekspres
Ya, ini kata kuncinya. Ekspres. Keramaian orang tidak boleh dibiarkan lama-lama, apalagi kalau lokasi acaranya di ruangan tertutup yang full air conditioner, seperti resepsi yang saya hadiri tadi. Peluang penyebaran virus corona bisa jadi lebih tinggi di ruangan tertutup, tapi bisa diminimalkan dengan mempersingkat durasi acara.
Jadi semua acara di protokol yang bisa dipangkas, ya dipangkas. Kata sambutan tidak perlu banyak-banyak, tidak ada seremoni-seremonian seperti biasanya, hiburan untuk tamu-tamu juga minimalis sekali.
Pada resepsi siang tadi, saya perhatikan tidak ada wedding singer yang biasa didaulat pada saat resepsi seperti ini. Yang ada itu pemain musik (keyboard tunggal) dan slot waktu untuk lagu diberikan kepada kerabat atau teman-teman yang berbakat menyanyi. Itu pun dilakukan bersamaan dengan sesi foto.
Biasanya, saat acara resepsi berlangsung, waktu untuk bersantap bersama alias makan-makan juga cukup menyita durasi. Nah, untuk memangkas waktu ini, makanan untuk para tamu itu dibuat take away, dikemas dalam bentuk makanan box dan diberikan kepada para tamu sebelum meninggalkan tempat resepsi. Kemungkinan konsep ini juga yang membuat acaranya dimulai jam 14.00, di antara waktu makan siang dan malam. Â
Makanya tadi sambil makan sore di rumah saya berpikir, apa tidak salah ya kalau acara seperti ini masih disebut resepsi? Makanannya kan dibawa pulang, bukan makan di tempat. Tamu-tamu hanya duduk sebentar, menyimak kata-kata sambutan, terus bergilir salam namaste sama kedua pengantin dan orang tua, tukar kupon makanan, lalu pulang deh. Yang masih punya kepentingan untuk sesi foto silakan tinggal sebentar, yang tidak berkepentingan boleh meninggalkan lokasi dengan damai.
Tapi ah sudahlah. Fillet ikan goreng-nya enak sekali, sayang kalau kenikmatan makan sore jadi terganggu dengan mikir hal tidak penting seperti itu.
Dengan konsep acara resepsi seperti ini, praktis acaranya jadi jauh lebih singkat. Kalau acara resepsi pada masa normal bisa makan waktu dua jam atau lebih, sekarang hanya sejam sudah kelar. Itu pun sudah termasuk ngobrol sama teman semeja dan menunggu giliran salaman.
Protokol Kesehatan tetap DijagaÂ
Karena menghadirkan tamu-tamu, mau tidak mau akan terjadi kerumunan orang dalam jumlah besar. Jadi penyelenggara acara mesti berhitung dengan bijak agar kapasitas ruang resepsi tidak terisi penuh. Kalau bisa dijaga hanya maksimal 50% dari kapasitas ruangan.