Berdasarkan teori proto-psikologis, manusia memiliki 4 kepribadian dasar: Koleris, Sanguinis, Melankolis dan Plegmatis. Setiap orang memiliki satu atau dua kepribadian dominan yang akan membentuk karakter dan caranya membentuk relasi dengan orang lain.
Seseorang dengan karakter dominan Koleris, misalnya, memiliki sifat-sifat: ambisius, tendensius, visioner dan tegas. Tapi kekurangan dari karakter ini adalah resisten terhadap kritik, tapi paling suka mencari-cari kesalahan orang lain. Karakter para Koleris ini semakin menonjol jika mereka diberi tugas memimpin sebuah tim.
Kemudian orang yang karakter Sanguinis-nya lebih dominan biasanya tampil lebih blak-blakan, mudah akrab dengan siapa saja dan suka menjadi pusat perhatian. Sayangnya para Sanguinis cenderung mudah bosan dan memiliki rentang konsentrasi yang pendek.
Orang yang didominasi oleh karakter melankolis adalah sosok yang sistematis, perfeksionis dan idealis. Para melankolis juga menyukai seni dan keindahan. Selain itu dari empat karakter yang lain, melankolis-lah yang memiliki sifat empati paling tinggi. Sayangnya mereka seringkali larut pada alam pikirnya sendiri. Mereka juga cenderung menuntut standar tinggi dari dirinya sendiri, padahal merekalah karakter yang paling rapuh menghadapi kegagalan.
Seorang yang karakter yang karakter plegmatisnya mendominasi adalah sosok yang tenang, tidak grasa-grusu, tidak suka konfrontasi dan berpikir untuk kebaikan semua pihak. Oleh karena itu para plegmatis sangat sesuai dengan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan diplomasi. Tapi kelemahan orang-orang dengan karakter dominan plegmatis adalah cenderung betah di zona nyamannya.
Kepribadian Bu Risma
Beberapa tahun lalu saya pernah membuat artikel tentang karakter/kepribadian Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan sapaan Bu Risma, yang diangkat menjadi Menteri Sosial oleh Presiden Jokowi sejak 23 Desember tahun lalu. Tulisannya dapat dilihat di sini: Menyandingkan Kepribadian Jokowi dan Risma.
Melihat gaya kepemimpinannya sebagai wali kota Surabaya dan mengamati sejumlah sisi sosok bu Risma dalam beberapa kesempatan tampil di depan media, kemungkinan besar Melankolis adalah karakter dominannya.
Pada tahun 2014 lalu rumor beredar kalau bu Risma akan mengundurkan diri dari jabatan wali kota karena kuatnya tekanan politik di sekitar dirinya. Saat dikonfirmasi pada salah satu sesi wawancara di program Mata Najwa, bu Risma menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sambil meneteskan air mata.
Bu Risma juga kadang marah besar jika melihat ada yang tidak beres pada pekerjaan staf-stafnya. Sebaliknya, dia juga mudah mbrebes mili jika menceritakan bagaimana masalah-masalah sosial ekonomi masyarakat terpinggirkan di Surabaya yang harus dipikirkan dan dicarikan solusinya.
Hanya para Melankolis yang punya karakter kuat seperti ini. Untunglah, karakter ini diimbangi dengan karakter Koleris yang biasa memang menjadi karakter bawaan atau terbentuk karena lingkungan serta tuntutan pekerjaan.