Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dua Fiksianer Cewek Ini Karyanya Selalu Kutunggu

22 Oktober 2020   20:23 Diperbarui: 22 Oktober 2020   20:36 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkap layar akun kompasiana Livia Halim. Gambar: dokpri

Saat pertama kali mengenal fiksianer yang satu ini, beberapa tahun yang lalu, statusnya masih mahasiswi S1 dan saat ini sedang mengambil S2 di benua seberang.

Karya-karya Livia juga punya karakter yang kuat. Fiksianer muda ini spesialis penulis cerpen dengan genre surealisme. Genre yang tidak biasa, karena pembaca bisa dibuat puas dan tidak puas sekaligus. Bingung kan? Makanya saat menikmati cerpen-cerpennya saya mesti membaca dengan kecepatan paling rendah agar mampu meresapi kata demi kata, serta teka-teki yang ada di sana.

Anehnya, sekali pun kadang membingungkan saya tetap ketagihan membaca karya-karya surealismenya. Oleh karena itu saya sudah hafal dengan nama-nama tokoh yang sering muncul dalam cerpennya, seperti Luana, Angkasa atau kadang berupa inisial saja, seperti L dan A.  Kalau pun tidak sukses menyimpulkan pesan apa yang sedang disampaikan, saya bisa tetap menikmati sensasi dalam diksi cerpen-cerpen tersebut.  

Untuk membantu pembaca mengerti, ini saya tuliskan beberapa tautan karya-karyanya: Bulan di Mangkuk Makanan, Dua Keping Koin dalam Kepala Luana dan Puluhan Nyaris dalam Kamarmu.

Oh iya, kami juga pernah berkolaborasi dalam cerpen Dispersi. Cerpen ini jadi salah satu jawara even menulis fiksi yang diselenggarakan komunitas RTC beberapa tahun lalu.

tangkap layar akun kompasiana Livia Halim. Gambar: dokpri
tangkap layar akun kompasiana Livia Halim. Gambar: dokpri

Saya yakin, tulisan kedua fiksianer ini juga punya tempat di hati penikmat fiksi lainnya, terutama yang sudah sering membaca karya-karya mereka. Sayangnya, kedua fiksianer ini sudah cukup lama tidak menayangkan karya lagi, mungkin karena kesibukan atau hal lainnya. Mudah-mudahan tulisan ini bisa sampai ke depan mata mereka dengan caranya sendiri, sehingga keduanya bisa tergerak menuangkan karya lagi di Kompasiana.

Kabar baiknya, saat ini fiksianer-fiksianer baru yang tidak kalah hebatnya juga bermunculan. Karya-karya mereka pun mendapat sambutan yang hangat dari pembaca karena kerap nangkring di kolom populer atau nilai tertinggi di halaman depan. Mohon maaf saya tidak menuliskan nama-nama di sini dan takut ada yang kelewatan. Jadi biarlah kedua nama fiksianer di atas yang tetap jadi fokus pembaca.

Akhir kata, semoga di usia yang ke-12 ini Kompasiana semakin jadi rumah yang nyaman bagi semua termasuk para fiksianer yang juga sudah ikut memberi warna dan dinamika pada perjalanan Kompasiana selama 12 tahun. Salam beyond blogging.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun