Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purnama, Siluet dan Jejak di Atas Pasir

2 Oktober 2020   20:02 Diperbarui: 2 Oktober 2020   20:03 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com 

Udara mulai membeku. Ekor meteor menggores langit sesaat lalu menghilang. Sepi tapi damai. Malam nyaris paripurna. 

Setelah awan perak pergi, bulan bulat sempurna segera menghiasi langit. Rasi bintang yang asing menemaninya di atas sana. 

Di bawah sini segara pasang. Perahu nelayan dibuai ombak. Angin semilir senyap. Senyap tapi damai. 

Darah di dalam arteri berdesir. Menghangat telapak kaki yang telanjang di atas pasir pesisir. 

Rinduku berganti dengan siluet, siluet berganti dengan senyum, dan senyum berganti dengan cinta, di bawah purnama. 

Kita telah luruh menjadi sepasang jejak kaki telanjang di atas pasir. Jalan beriringan dalam diam. Diam tapi damai. 

---

kota daeng, 2 oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun