Matahari mengintip dari balik peradaban yang masih lelap dininabobokan bulan
September.
Padahal baru saja nur di sudut mata berkejaran dengan rasi bintang, pagi ini dia sudah memanggil-manggil namaku, tak sabar ingin segera menyapa warna-warni hari baru kendati pada rutinitas yang sama.
Senin itu hari yang ajaib, katanya, mencoba memberiku semangat. Jika bahagia Seninmu, bahagia pulalah seluruh pekanmu.
Aku bukan pemuja sugesti, tapi diam-diam mengamini. Yang pasti tanpanya tidak ada warna-warni kehidupan yang bisa diselami, sekalipun matahari telah berdiri megah di atas peradaban hari ini.
---
kota daeng, 28 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H