Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Kancing Baju

19 September 2020   20:47 Diperbarui: 19 September 2020   20:52 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dentang piano dari layar kaca
gemuruh mesin air conditioner
klakson kendaraan yang lalu lalang di luar
tenggelam dalam detak jantung
entah
milikku atau milikmu.

Lalu
aku menghitung kancing bajumu
yang lepas satu-satu dalam bisu
oleh jemari yang dituntun naluri biru.

Kita sedang mengejar asmara
yang tidak kemana-mana tapi di kepala
sehingga kita terengah-engah
walau terpaku dengan jarak terjebak di tengah.

Malam minggu di bawah atap metropolitan
menanti hujan.

Kini tak ada lagi kancing baju yang bisa dihitung
tak ada lagi logika
sudah luruh dalam detak-detak jam yang memanjat malam.

---

kota daeng, 19 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun