Seperti gelap melahirkan terang
mendung melahirkan pelangi
hampa melahirkan eksistensi.
Takdir menjadi bidan
yang membantu semesta bersalin
dan melahirkan cinta,
sejenis candu
yang membuat dewa-dewi rela menanggalkan keabadian
dan manusia ingin menanggalkan kefanaan.
Kini
cinta telah melahirkan rasa
rasa melahirkan kesadaran
kesadaran melahirkan jarak
jarak melahirkan rindu
dan rindu
melahirkan puisi.
Akankah takdir merangkai semesta untuk kita
dari puisi-puisi rindu ini?
---
kota daeng, 11 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H