Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semesta dari Puisi Rindu

11 Juli 2020   20:22 Diperbarui: 11 Juli 2020   20:18 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Seperti gelap melahirkan terang
mendung melahirkan pelangi
hampa melahirkan eksistensi.

Takdir menjadi bidan
yang membantu semesta bersalin
dan melahirkan cinta,
sejenis candu
yang membuat dewa-dewi rela menanggalkan keabadian
dan manusia ingin menanggalkan kefanaan.

Kini
cinta telah melahirkan rasa
rasa melahirkan kesadaran
kesadaran melahirkan jarak
jarak melahirkan rindu
dan rindu
melahirkan puisi.

Akankah takdir merangkai semesta untuk kita
dari puisi-puisi rindu ini?

---

kota daeng, 11 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun