Oke, memang beberapa waktu yang lalu terjadi masalah saat pemberhentian Helmi Yahya yang sebenarnya cukup berhasil memberi napas dan warna baru pada TVRI selama memimpin lembaga penyiaran publik tersebut. Tapi kita tidak ingin berpolemik lebih lanjut karena bola panas sudah bergulir ke tangan IB.
Biar lebih fair saya sertakan juga beberapa pencapaian seorang IB yang dikutip dari portal suara.com:
- Produser Katena Films (1994-1999)
- Film Director (2000-2004)
- Film Director / Executive Producer Orange Waterland Films (2005-sekarang)
- Contributor for National Geographic Indonesia, Playboy Indonesia, Male Emporium, Chic Photo Video Magazine and Nikonia on underwater/travel articles and photography (2005-2008)
- Ketua Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia (2006-2009)
- Chairman Pesta Blogger (2009)
- Presiden dari ASEAN Blogger Community
- Delegasi Indonesia dalam Stockholm Internet Forum (2012)
- Pembicara di Malaysia International Tourism Bloggers Conference, Kuala Lumpur (2012)
- International Leadership Visitor Program in USAÂ (2013)
- Chief Executive Officer TIME LINE (2014-sekarang)
Masih ingat dengan film "3 Srikandi" yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari dan rilis pada tahun 2016 lalu? Film tersebut adalah buah tangan dingin IB di kursi sutradara.
Pengalaman IB dalam dunia perfilman dan jurnalistik cukup kaya untuk menjadi referensi saat memimpin TVRI dua tahun ke depan.
Jadi, ketakutan sebagian warganet kalau TVRI bisa "salah arah" karena dipimpin sosok IB kurang tepat rasanya. Tidak ada manusia yang masa lalunya sempurna dan bersih dari kesalahan. Apalagi nantinya IB tidak bekerja sendiri. Ada Dewan Pengawas yang memiliki fungsi kontrol untuk memastikan TVRI tidak salah arah. Â Selain itu, fungsi kontrol terbesar ada pada rakyat sebagai konsumen siaran TVRI.
Saya yakin, IB juga tidak akan ugal-ugalan menjalankan roda kepemimpinan sebagai Dirut, apalagi pada lembaga penyiaran yang terkait dengan harkat hidup masyarakat luas.
Berkaca dari kasus ini, kita juga bisa menarik pelajaran berharga sebagai warganet. Segala sesuatu yang kita unggah ke lini masa baik blog, video, bahkan sekadar status media sosial akan terdigitalisasi dan tersimpan untuk jangka waktu yang lama.
Akan seperti apa hidup kita di masa depan? Kita tidak mengetahuinya dengan pasti.
IB sendiri mungkin tidak akan pernah menyangka, twit-twit vulgar yang dikicaukannya dahulu bakalan jadi senjata yang berbalik menghantamnya bertahun-tahun kemudian saat dia dipercaya menduduki kursi pejabat publik.
Jadi, sekarang bayangkanlah anda juga suatu saat nanti punya kesempatan yang sama dengan IB. Jadi Dirut BUMN misalnya, jadi pejabat teras di partai politik, jadi tim ahli menteri, bahkan jadi salah satu menteri.
Bijaklah mengunggah segala sesuatu ke dunia maya, bahkan status medsos anda sekalipun. Anda tidak mau kan, bertahun-tahun kemudian hal tersebut digunakan oleh pihak lain untuk balik menjatuhkan anda? (PG)