Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Susahnya Cari Pacar pada Masa New Normal

27 Mei 2020   20:14 Diperbarui: 27 Mei 2020   20:44 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi bagaimana jika jodohnya berasal dari luar lingkungan terdekat?

Mestinya mereka bertemu saat berinteraksi di luar sana. Bertemu di angkutan umum misalnya, atau pada saat bertransaksi di gerai, atau saat tiba-tiba bertabrakan di perpustakaan, atau bertemu saat kuliah umum dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Apakah cinta pada pandangan pertama masih efektif jika wajah demi wajah yang bertemu dibalut masker dan mereka tidak bebas bertutur sapa seperti sebelum masa new normal? Jika pada pandangan pertama tidak efektif, bagaimana pada pandangan kedua?

Tapi, bagaimana mereka tahu mereka sedang melakoni pandangan kedua, kalau mereka tidak tahu pernah melakoni pandangan pertama?

Demikian pertanyaan-pertanyaan yang menjadi bahan renungan untuk kita sekalian.

Ini bukan bermaksud menakut-nakuti para jomlowan/wati yang sedang berjuang mencari cinta sejatinya di luar sana. Justru tujuan akhirnya adalah memberi dorongan untuk berjuang lebih keras dan cerdas.

Bukankah Tuhan tidak memberikan cobaan yang tidak bisa diatasi umat-Nya?

Bisa mulai dengan menata kembali penampilan dan pembawaan kita. Saat ini orang akan sulit mengenali wajah secara langsung, karena tertutup masker. Jadi yang bisa diperkuat adalah body language dan tutur kata. Tinggalkanlah kesan yang menarik pada setiap orang yang dijumpai di luar sana.

Jika jalur luring saat ini kurang menguntungkan, cobalah mengoptimalkan jalur daring. Perbanyak interaksi pada media sosial. Bertutur sapalah secara natural bukan sekadar basa-basi, membangun engagement lebih bukan sekadar stalking atau titip jempol. Pindahkan interaksi yang "hilang" di dunia nyata ke dunia maya agar banyak teman media sosial yang tertarik mengenal kita lebih jauh. Siapa tahu salah satu dari mereka adalah calon pendamping hidup di masa depan.

Jangan lupa ikut membantu dalam doa agar Covid-19 segera berlalu dari negara kita bahkan dari planet ini. Jika saat itu tiba, kita sudah siap membangun relasi lebih intens dengan calon kekasih, syukur-syukur bisa berkelanjutan menjadi pendamping hidup. (PG)

---  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun