Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ada Apa di Balik Tagar #StopKonserUnfaedah?

18 Mei 2020   21:10 Diperbarui: 19 Mei 2020   06:54 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser "Berbagi kasih bersama Bimbo" Gambar dari covid19.go.id 

Kemarin tagar #StopKonserUnfaedah bertengger di trending topic media sosial twitter setelah dikicaukan lebih dari 24 ribu kali oleh netizen. Tagar itu adalah reaksi dari konser amal "Berbagi Kasih Bersama Bimbo" yang digelar minggu malam (17/5). Konser virtual itu menghadirkan sederet artis papan atas, Presiden Jokowi, sejumlah politisi dan tokoh lembaga negara lainnya.

Perhelatan konser tersebut dilatarbelakangi oleh kepedulian para seniman terhadap rekan-rekannya yang terdampak Covid-19 juga kelompok masyarakat lainnya seperti petani, peternak dan nelayan.

Jadi apa yang membuat konser tersebut mendapat resistensi dari warganet sehingga tagar #StopKonserUnfaedah menjadi trending topic? Padahal Bimbo adalah nama besar di belantika musik tanah air dan selama ini terkenal dengan lagu-lagu religinya.

Berdasarkan analisis awam saya paling tidak ada tiga penyebab fenomena tersebut:

Titik Jenuh

Masyarat khususnya para warganet sudah pada titik jenuh kekesalan pada pemerintah. Pasalnya penanganan Covid-19 terlihat sporadis, kebijakan yang tidak sinkron antara satu instansi dan instansi yang lain, komunikasi publik yang bikin kening mengkerut dan yang terakhir adalah maju mundur cantik pelonggaran PSBB di sejumlah daerah. Kita mengerti Jokowi dan jajarannya sedang berada pada posisi yang sulit di tengah-tengah pandemi. 

Tapi ketidaktegasan pemerintah dalam implementasi kebijakan melandaikan kurva Covid-19 di tanah air membuat masyarakat jadi apatis. Imbasnya konser dengan tujuan mulia pun dipandang secara negatif. 

Jika mau diungkapkan secara vulgar, kira-kira begini yang ada di benak warganet "Mau kumpulin dana berapa pun, kalau pemerintah tidak bekerja dengan maksimal dan tegas, korban akan terus bertambah dan pejuang di garda terdepan semakin kewalahan. Jadi apa gunanya konser segala?"  

Bias Politik

Kemungkinan kedua ini sedikit bernuansa politis, karena konser amal ini ikut dipelopori oleh MPR dan BPIP. Ada yang bilang konser ini hanya ajang pencitraan ada pula yang merasa aneh karena lembaga negara ikut-ikutan menggalang dana. "Buset ini negara apa yayasan?" tulis salah satu warganet lewat cuitannya. 

Berbeda dengan konser Didi Kempot, misalnya, yang pure tanpa embel-embel politik. Walaupun konser amal ini bertajuk berbagi kasih bersama Bimbo, kehadiran beberapa lembaga negara di belakangnya membuat terjadi bias  politik dan ini tidak disenangi sebagian masyarakat kita. Hal ini juga kemudian menjadi sasaran tembak yang empuk bagi pihak-pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.

tangkap layar kicauan warganet. Gambar: dokpri
tangkap layar kicauan warganet. Gambar: dokpri

  Orkestrasi Tagar 

Nah, alasan yang ketiga ini sedikit nyeleneh, bisa benar, bisa juga salah. Tidak mudah menjadikan tagar menjadi trending topic. Sebuah tagar baru bisa naik jadi trending topic jika dicuitkan oleh warganet secara masif dalam rentang waktu yang singkat. 

Sebuah tagar bisa menjadi trending topic secara organik karena dicuitkan oleh ribuan netizen secara sadar dan didorong oleh rasa keprihatinan yang sama. Tapi bisa juga dinaikkan dengan cara orkestrasi tagar oleh akun-akun buzzer, bahkan menggunakan bot. Jadi naiknya tagar lebih karena rekayasa, bukan secara organik. 

Otak di balik orkestrasi tagar ini adalah pihak-pihak tertentu yang punya kepentingan di balik ekskalasi tagar tersebut. Jika analisis ini benar, ya berarti otak di balik naiknya tagar #StopKonserUnfaedah ini adalah orang-orang yang tidak senang pada penyelenggaraan konser tersebut dengan alasan tertentu.

Ketiga asumsi di atas bisa benar, bisa juga salah. Ketiganya juga bisa jadi tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi mix satu sama lain.  

Kemudian untuk membantu penilaian analisis saya, pembaca yang budiman bisa mencari tahu berapa jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan dalam konser amal kemarin lalu membandingkan dengan konser amal serupa, misalnya konser almarhum Didi Kempot belum lama ini (tidak etis jika angka-angkanya dicantumkan di sini). Bukan bermaksud membanding-bandingkan, hanya sekadar tambahan informasi agar pembaca mendapat gambaran yang lebih lengkap.

Kesimpulannya sederhana saja, perbuatan yang dilandasi tujuan luhur dan mulia sekalipun tidak selalu bisa membahagiakan semua orang, apalagi kalau sikon dan momentumnya tidak tepat. Salam (PG)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun