Berbeda dengan konser Didi Kempot, misalnya, yang pure tanpa embel-embel politik. Walaupun konser amal ini bertajuk berbagi kasih bersama Bimbo, kehadiran beberapa lembaga negara di belakangnya membuat terjadi bias  politik dan ini tidak disenangi sebagian masyarakat kita. Hal ini juga kemudian menjadi sasaran tembak yang empuk bagi pihak-pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.
  Orkestrasi TagarÂ
Nah, alasan yang ketiga ini sedikit nyeleneh, bisa benar, bisa juga salah. Tidak mudah menjadikan tagar menjadi trending topic. Sebuah tagar baru bisa naik jadi trending topic jika dicuitkan oleh warganet secara masif dalam rentang waktu yang singkat.Â
Sebuah tagar bisa menjadi trending topic secara organik karena dicuitkan oleh ribuan netizen secara sadar dan didorong oleh rasa keprihatinan yang sama. Tapi bisa juga dinaikkan dengan cara orkestrasi tagar oleh akun-akun buzzer, bahkan menggunakan bot. Jadi naiknya tagar lebih karena rekayasa, bukan secara organik.Â
Otak di balik orkestrasi tagar ini adalah pihak-pihak tertentu yang punya kepentingan di balik ekskalasi tagar tersebut. Jika analisis ini benar, ya berarti otak di balik naiknya tagar #StopKonserUnfaedah ini adalah orang-orang yang tidak senang pada penyelenggaraan konser tersebut dengan alasan tertentu.
Ketiga asumsi di atas bisa benar, bisa juga salah. Ketiganya juga bisa jadi tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi mix satu sama lain. Â
Kemudian untuk membantu penilaian analisis saya, pembaca yang budiman bisa mencari tahu berapa jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan dalam konser amal kemarin lalu membandingkan dengan konser amal serupa, misalnya konser almarhum Didi Kempot belum lama ini (tidak etis jika angka-angkanya dicantumkan di sini). Bukan bermaksud membanding-bandingkan, hanya sekadar tambahan informasi agar pembaca mendapat gambaran yang lebih lengkap.
Kesimpulannya sederhana saja, perbuatan yang dilandasi tujuan luhur dan mulia sekalipun tidak selalu bisa membahagiakan semua orang, apalagi kalau sikon dan momentumnya tidak tepat. Salam (PG) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H