Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kepala Batu

26 April 2020   20:46 Diperbarui: 26 April 2020   20:58 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://www.express.co.uk (getty image)

Batu-batu sebesar kepala ingin beradu
mencari tahu mana yang terkuat di antara mereka
dengan sekuat tenaga mereka pun saling tubruk
membenturkan diri
menabrak
menerjang satu sama lain.

Lalu batu-batu mulai kelelahan
mulai retak dan pecah di sana-sini
padahal mereka baru beradu dua bulan lamanya
dan entah masih berapa lama lagi arena dibuka.

Kepala-kepala yang menonton dari luar arena
membuat venue untuk karantina ribuan batu yang terluka
wisma atlit
gedung sekolah
balai desa
bahkan rumah hantu.

Tetapi arena tidak pernah sepi
selalu ada batu-batu sebesar kepala yang datang mengisi
dan ingin beradu
mencari tahu mana yang terkuat di antara mereka.

Venue nyaris penuh
dan kita tidak tahu
masih berapa lama lagi arena dibuka.

---


kota daeng, 26 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun