Sekalipun sudah tidak menjabat menteri lagi, beliau masih sangat memperhatikan masalah-masalah nasional dan masih akrab dengan masyarakat. Terlihat di sosial medianya (saya salah satu follower-nya di twitter), Bu Susi Pudjiastuti cukup sering membalas cuitan dari follower-nya. Tidak banyak public figure yang bersedia menyempatkan diri menanggapi ocehan warganet seperti itu.
Saya percaya masih banyak orang yang hatinya diliputi kebaikan. Saat terjadi pandemi seperti saat ini, banyak masyarakat yang hidupnya menjadi susah. Tapi di antara kesulitan hidup itu, masih ada saja orang yang berbagi kebaikan dengan tulus.
Pada awal penyebaran virus corona yang lalu kita dibuat geleng-geleng kepala dengan para oportunis yang menimbun masker dan menjualnya dengan harga gila-gilaan.Â
Untunglah setelah itu kejahatan tersebut dipukul balik dengan aksi penggalangan masker di sana-sini. Lalu kita lihat ada aksi membagi-bagi sembako yang dilakukan oleh sejumlah warga untuk membantu masyarakat yang berada dalam kesusahan.
Kemarin saya menulis tentang selebtwit yang secara sukarela melakukan promosi jualan para follower-nya dengan mengetwit ulang twit dagangan mereka.
Semua orang sedang bergerak menebar kebaikan dengan cara dan kapasitasnya masing-masing.
Sesuai judul tulisan ini, kita juga akan melihat sepak terjang ibu Susi Pudjiastuti. Kenal kan? Kebangetan kalau tidak kenal dengan tokoh perempuan yang punya jargon "tenggelamkan!" ini.
Sekalipun sudah tidak menjabat menteri lagi, beliau masih sangat memperhatikan masalah-masalah nasional dan masih akrab dengan masyarakat. Terlihat di sosial medianya (saya salah satu follower-nya di twitter), Bu Susi Pudjiastuti cukup sering membalas cuitan dari follower-nya. Tidak banyak public figure yang bersedia menyempatkan diri menanggapi ocehan warganet seperti itu.
Belum lama ini beberapa propinsi mulai memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal-hal yang bersifat administratif terkait kebijakan tersebut seperti pendataan penerima bansos pun mulai digalakkan.
Beberapa orang yang terkendala pendataannya malah curhat ke bu Susi Pudjiastuti. Bu Susi pun gercep dan meneruskan aspirasi tersebut kepada pejabat terkait.