Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKS Gigit Jari Lagi

7 April 2020   15:04 Diperbarui: 7 April 2020   15:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria. Gambar dari https://www.cnnindonesia.com/

Dinamika politik di ibu kota memang selalu jadi tontonan menarik. Setelah satu tahun lebih kursi  wakil gubernur DKI kosong, kemarin (6/4), Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mengetok palu hasil pemungutan suara penentu orang yang akan menduduki kursi tersebut. 

Pemenangnya, seperti yang kita ketahui bersama, adalah kader partai Gerindra, Ahmad Riza Patria setelah menang telak dari pesaingnya, Nurmansjah Lubis, kandidat dari PKS.

Riza Patria melenggang setelah mengantongi 87 suara, sedangkan Nurmansjah hanya mengantongi 17 suara saja. Melihat komposisi kursi fraksi PKS di DPRD DKI yang berjumlah 16 kursi, kita bisa berasumsi PKS hanya mampu mencuri satu suara dari fraksi lainnya.

Komposisi fraksi di DPRD DKI diisi oleh 10 partai, yaitu PKB (5 kursi), Gerindra (19 kursi), PDI-P (25 kursi), Golkar (6 kursi), Nasdem (7 kursi), PKS (16 kursi), PPP (1 kursi), PSI (8 kursi), PAN (9 kursi), Demokrat (10 kursi). Jadi kegagalan Nurmansjah Lubis menduduki kursi wagub DKI adalah sebuah kegagalan besar dalam hal lobi-lobi dengan fraksi lain.

PKS mestinya sudah punya firasat bakal "gigit jari" untuk meraih posisi kursi wagub DKI sejak dua nama yang mereka usulkan, Achmad Syaiku dan Agung Yulianto dicuekin oleh DPRD. 

Prosesnya dibiarkan berlarut-larut berujung deadlock. Saat Gerindra juga ingin mengusulkan satu nama, saat itulah tanda-tanda pecah kongsi terjadi. 

Kalau memang koalisi, tidak usah bersaing-lah, Gerindra kasih jalan saja buat kader PKS, sebagaimana yang pernah dijanjikan Prabowo Subianto tak lama setelah Sandiaga Uno meninggalkan kursi wagub DKI. Saat itu Gerindra dan PKS memang lagi mesra-mesranya.

Gigit jari pertama sudah terjadi. Tapi masih ada harapan di pundak Nurmansjah Lubis. Sayang sekali, PKS mesti gigit jari sekali lagi setelah hasil pemungutan suara keluar. 

Ternyata sebagian besar fraksi ramai-ramai memilih Riza Patria. PKS kalah telak. Bahkan dari hitung-hitungan suara bisa dikatakan semua fraksi secara bulat memilih kader dari Gerindra mengisi kursi wagub DKI.

Ketua DPP PKS, Tifatul Sembiring pun mencuitkan uneg-unegnya di linimasa twitternya:

"Memang kalau dari awal udah nggak niat, susah. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak kan percaya... *KuciangAia#" sambil mengutip berita dari CNN mengenai hasil pemilihan wagub DKI tersebut. Entah ditujukan kepada siapa cuitan tersebut. Tapi kita bisa berspekulasi cuitan bernada kecewa tersebut ditujukan kepada partai Gerindra, rekan koalisi yang belakangan jadi rival berkompetisi.

Bagaimana membaca fenomena politik ini? 

Apakah Gerindra dan Reza Patria memang adalah bintang pertunjukkan? PKS mulai ditinggalkan kolega-koleganya? Atau seperti tulisan Kompasianer Tuan Martinuz (di sini), ada grand design dari istana untuk menempatkan "orang dalam" guna menetralisir Anies Baswedan yang selama ini kerap mengambil posisi berseberangan dengan pemerintah pusat?

Wallahualam.

Yang jelas PKS harus introspeksi diri dan mestinya belajar sesuatu dari peristiwa ini. (PG)

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun