Bruukk!
"Aww!" kepalaku membentur sesuatu dengan keras sehingga aku kembali jatuh ke tempat tidur. Lama kelamaan aku baru menyadari, aku tengah terbaring dalam sebuah ruangan sempit dan pengab. Mirip ... peti jenazah, tapi aku melihatnya dari sebelah dalam.
Suara sesuatu berjatuhan dan menengenai bagian atas ruang samar ini. Samar-samar aku juga mendengar lagu requiem dinyanyikan. Semakin lama suara lagu requiem semakin lirih.
Apa aku benar-benar dalam peti jenazah?Â
Aku pun kembali berteriak sekencang-kencangnya
"Tolo-, ... hekk! Hek!!"
Rasanya sakit sekali! Aku baru ingat, sebagian rahang dan lidahku terluka berat karena kecelakaan itu. Aku pun menggedor-gedor papan peti jenazah. Tapi sepertinya sia-sia.
Sial! Cermin kembar itu tidak mengantarku kemana-mana.
---