Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Pernyataan #HamildiKolamRenang Cepat Viral?

24 Februari 2020   20:53 Diperbarui: 25 Februari 2020   00:16 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari https://makassar.terkini.id/

Sebelum tulisan ini dibuat, tagar #HamildiKolamRenang jadi salah satu trending topic di jagat twitter tanah air. Tagar ini mencuat setelah ibu Sitti Hikmawatty yang notabene adalah salah satu komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mengeluarkan statement tentang kehamilan bisa terjadi jika wanita dan laki-laki berenang pada kolam yang sama. Detail dan video pernyataannya sudah viral jadi tidak perlu saya ulas panjang lebar lagi.

Sontak linimasa tanah air ramai gara-gara pernyataan tersebut. Ibu Sitti di-bully habis-habisan. Mulai dari bully yang sopan sampai yang ekstrim, mulai dari yang lugas sampai yang satire. Meme demi meme pun bermunculan. Pokoknya rame abis! Prihatin, tapi bersyukur juga, karena dari respon-respon yang muncul (paling tidak di lini masa saya) terlihat semua warganet sepakat untuk menertawakan pernyataan tersebut. Artinya kecil kemungkinan ada yang pikirannya terpengaruh dan memercayai pernyataan tersebut.

salah satu meme yang beredar. Ilustrasi dari akun twitter @jagad0234
salah satu meme yang beredar. Ilustrasi dari akun twitter @jagad0234
Setelah ramai, yang bersangkutan pun membuat pernyataan terbuka, meminta maaf atas statement sebelumnya dan menyatakan menarik kembali statement tersebut.

Satu pertanyaan muncul. Mengapa pernyataan ini bisa cepat menjadi viral? Dalam sekejab mata isu ini jadi pembicaraan di mana-mana, kreatifitas warganet menciptakan meme dan konten lain terkait pernyataan tersebut pun muncul seketika. Jumlahnya pun cukup masif. Fenomena ini menandakan banyak cukup orang yang memberi perhatian dan menanggapi pernyataan tersebut.

Menurut saya, pernyataan ini cepat menjadi viral karena merupakan kombinasi dari paling tidak dua hal berikut: stupidity dan sex

Stupidity. Lihat saja, konten yang mengandung unsur kebodohan biasa cepat menjadi viral. Mungkin karena rakyat kita sudah terlalu lelah dihimpit beban hidup, jadi daripada mencari konten yang berbobot (baca berat) mending cari yang bisa buat hahahihi, termasuk konten-konten yang tidak tidak berfaedah, tidak mendidik dan konten buang-buang kuota lainnya. 

Coba ingat banyak konten yang seperti ini tapi justru menjadi viral karena banyak dibagikan: Ada anak-anak yang dicekoki rokok oleh orang dewasa, sejumlah remaja yang menjatuhkan produk jualan di minimarket, orang yang mencicipi makanan lalu mengembalikannya lagi ke etalase, artis yang tidak bisa kupas kulit kelapa eh salak dan masih banyak konten serupa.

Pernyataan ibu Sitti tentang kehamilan gara-gara proses pembuahan dengan media air kolam renang jelas merupakan sebuah kebodohan. Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma adalah pelajaran standar dalam biologi (dulu seingat saya SMP sudah dipelajari) dan dengan tambahan referensi kita bisa tahu sel sperma tidak didesain untuk bertahan dan mencari jalan masuk ke tuba falopi dengan media air kolam renang. Proses proses pembuahan pun mustahil terjadi tanpa penetrasi, sekalipun ada media air. Tingkat kebodohannya semakin tak diterima akal sehat, karena yang mengucapkan ini adalah orang berpendidikan tinggi dan pejabat komisioner KPAI.

Makanya tidak usah heran, pernyataannya menjadi bulan-bulanan warganet.

Sex. Kalau ngomongin hal yang satu ini tidak usah dijelaskan panjang lebar lagi. Sex selalu menjadi topik yang menarik untuk diomongkan dan dibagikan. Sekalipun para regulator selalu berupaya membendung konten-konten negatif berbau sex, warganet selalu punya cara mengantisipasi yang lebih canggih. Akhirnya kompetisi antara pemburu konten dan regulator seperti maling dan polisi. Bukan saja lomba kecepatan lari, tapi juga lomba siapa yang lebih canggih. Tidak usah konten, judul berbau sex saja sudah sangat menarik perhatian warganet, kendati biasa hanya clickbait atau zonk saja.

Nah, pernyataan hamil di kolam renang ini menjadi kombinasi dua hal tadi. Bisa jadi ini yang membuat percepatan viralnya pun lebih tinggi.  

Tapi jika mau sedikit berefleksi, sebenarnya media dan warganet juga turut berkontribusi membuat isu-isu seperti ini viral dan tersebar luas kemana-mana. Kita sebenarnya tanpa sadar ikut mempromosikan konten-konten stupidity seperti ini dengan membagikannya secara masif, bahkan kabarnya isu hamil di kolam renang ini sudah jadi topik berita portal mancanegara. Luar biasa, bukan, kecepatan jempol kita?

Lalu apa yang terjadi? Lama-kelamaan kita akan terbiasa "menikmati" konten seperti ini, sehingga common sense kita pun akan terkikis dari waktu ke waktu. Jika makin sedikit orang yang peduli pada literasi, saat itulah kebodohan makin merajalela. Dan jangan lupa, kebodohan-lah yang jadi sumber banyak masalah dalam hidup kita baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun