Â
Musibah! Mestinya tanggal 14 Februari jadi hari spesial buat para couple. Sayangnya, Dwita mesti mengecap pengalaman pahit hari ini. Siang tadi, Rangga, cowok paling cool dan tampan se-SMU Merah Putih, yang sudah setahun ini menjadi pacarnya, meminta putus. Pokoknya harus putus, tanpa ada tawar menawar lagi.
Dwita hanya bisa menelan peristiwa getir itu dengan nelangsa. Sudah putus dari cowok yang paling diidolakan cewek-cewek sesekolahan, putusnya di hari kasih sayang lagi. Rasa sedihnya itu rasanya ber-layer-layer. Ibarat rumus matematika, patah hatinya ini patah hati kuadrat.
Makanya untuk menghibur hati, Dwita memutuskan tidak kemana-mana malam ini, cukup di rumah saja. HP-nya sudah dibuat flight mode, biar tidak ada yang bisa menggangunya, pun juga teman-teman segengnya.
Tapi entah kenapa upayanya untuk menghibur diri selalu gatot, alias gagal total. Pas nonton sinetron di TV, wajah aktor cowoknya itu selalu mengingatkannya pada wajah Rangga. Untung layar TV tidak ikut disambit pakai hak sepatu.
Dwita memalingkah wajah dari TV dan membuka kulkas. Ada sawi, cabe, daun bawang, telur, aha! Dia langsung mendapat ide untuk memasak mie instan dengan ingredient yang ada di kulkas. Dia pun bergegas ke warung Mak Romlah di sebelah rumah untuk membeli mie instan.
Tapi sampai di sana dia hampir nangis, karena warung yang biasanya penuh sembako dan jualan-jualan lain kini kosong melompong. Yang ada hanya buket-buket bunga aneka ukuran dan coklat batangan.
"Jualan yang lain habis, Neng. Khusus hari ini Mak jualan bunga sama coklat aja dulu, sesuai tema hari ini. Hihihi... eh, pacar eneng yang cakep itu kemana?"
Dwita hanya menggeleng sambil berusaha tersenyum.
"...tapi kalau Neng Dwita pengen banget mie instan, nanti Mak suruh di Juned untuk beli ke depan. Pakai motor 5 menit juga sudah nyampe kok."
Juned itu anak semata wayang Mak Romlah.