Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Allah Mestinya Ciptakan Surga

11 Februari 2020   21:38 Diperbarui: 11 Februari 2020   21:52 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruangan perjamuan yang besar pun dipenuhi oleh tamu. Sama seperti di neraka, para tamu juga duduk mengelilingi meja makan raksasa, di mana di atas meja telah terhidang aneka makanan dan minuman yang lezat. Sebelum makan, aturan yang sama diumumkan dan harus dipatuhi oleh semua tamu, yaitu saat makan dan minum, siku para tamu tidak boleh ditekuk. Jadi mereka harus makan dalam keadaan tangan lurus, persis seperti di neraka.

Setelah protokoler mempersilakan para tamu makan dan minum, awalnya para tamu juga kesulitan untuk memasukkan makanan dan minuman ke mulut masing-masing. Tapi mereka mendapat ide cemerlang. Setelah memindahkan makanan dari tengah meja ke piring masing-masing, mereka pun menyendokkan makanan tersebut ke mulut tamu yang berada di samping kiri atau kanannya. 

Dengan cara demikian mereka tetap bisa menikmati makanan dengan tertib dan tenang. Begitu pula cara mereka menikmati minuman. Gelas-gelas minuman diarahkan ke mulut tamu di samping kiri atau kanannya. Semua nampak bahagia dan penuh kasih, sampai acara perjamuan tuntas dilaksanakan.

Anak yang diantar malaikat itu pun memetik pelajaran berharga dari pengalaman tersebut

Surga sesungguhnya bukan sebuah tempat yang jauh di negeri antah berantah sana. Saat kita semua saling melayani dalam suasana kasih, sebenarnya kita sedang menciptakan surga di dunia kita. Tetapi sebaliknya, saat ada kebencian, amarah dan perseteruan, di situlah neraka hadir.

Nah, rekaman kisah di atas spontan muncul saat membuka media sosial, dan berita tentang kekacauan kongres PAN di Kendari hari ini (11/2) berseliweran di linimasa. Yang bikin miris sejumlah peserta kongres meluapkan amarah atau ketidakpuasannya dengan saling melempar kursi.

Saya tidak ingin mengulas lebih lanjut tentang asal-muasal peristiwa tersebut, hanya ingin menguliknya dari sudut pandang yang lain.

Sangat disayangkan peristiwa tersebut bisa terjadi. Semarah apapun kita, mestinya peristiwa lempar melempar kursi itu tidak perlu terjadi, sangat tidak etis. Apalagi forum ini adalah forum berskala nasional dalam suasana yang sangat formal.

Saya jadi teringat kembali dengan salah satu statement Amien Rais tentang partai setan versus partai Allah. Terminologi partai Allah ditujukan Amien Rais untuk PAN dan beberapa partai yang menjadi kongsinya saat itu.

Mestinya pernyataan tersebut menjadi beban moral bagi para politisi dan elite PAN agar selalu menunjukkan sikap terbaiknya di depan masyarakat.

Partai Allah kok gitu, sih? Menyelesaikan masalah dengan cara impulsif, sampai saling melempar kursi. Akibatnya, diberitakan sejumlah peserta kongres mengalami cedera. Risiko yang lebih besar bukan tidak mungkin bisa terjadi. Bayangkan jika bagian kursi yang keras membentur bagian yang vital dari kepala peserta kongres, nyawa bisa jadi taruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun