Merdu guyuran air dari teko ke gelas kaca
asap mengepul dari nasi putih
aku membalik tempe bacem
dan mengaduk sambal terasi
membayangkan kedua makanan favorit bersenyawa Â
ditambah aroma pegunungan dari semangkuk sayur bening
nyaris sempurna.
Malam ini kita kekurangan satu menu lagi, Sayang
senyummu.
Di luar pintu ruang tamu
kita telah menantang kehidupan sekuatnya
berjibaku
bergelut
terjatuh
bangkit
kadang tertawa
bahkan menangis tersedu-sedu.
Tapi di meja makan
tangisan kita harus seperti hujan
hadirkan kehidupan
dan tinggalkan pelangi untuk dunia kita.
--- Â
kota daeng, 29 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H