Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Disembunyikan Setan

13 Januari 2020   08:55 Diperbarui: 13 Januari 2020   08:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu
ibu mengiris bawang merah
mungkin terlalu banyak
membuat langit menangis
air matanya jatuh ke atap
ke kebun singkong
ke jalan-jalan gang
bau pesing pun berganti petrikor.

Bapak buru-buru mengangkat sarung di jemuran
sambil mengumpat
karena meluputkan tendangan pojok di TV.

Adik bayi menangis karena kedinginan
tapi kakak tidak perduli
terus asyik bermain perahu kertas di selokan rumah.

Menjelang malam
petrikor pun berganti dengan aroma bawang goreng
sejak hujan berhenti menangis.

Bapak berteriak gol seperti baru menang lotere
adik bayi tertawa lega karena ibu baru mengganti popok
kakak sudah mengganti mainannya dengan pesawat kertas
sedangkan aku ...

Aku disembunyikan setan
sejak tadi kaku di kolong tempat tidur.

---

kota daeng, 12 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun