Berbeda dengan laki-laki, otak kiri dan kanan perempuan berkembang dengan kecepatan yang sama. Jadi otak kiri dan kanan sama dominasinya.
Selain itu, corpus callosum, atau bagian otak yang menghubungkan otak kiri dan kanan milik perempuan lebih tebal, sehingga proses difus atau pertukaran informasi antara otak kiri dan kanan perempuan juga lebih baik daripada laki-laki.
Jadi tidak heran, untuk kemampuan multitasking perempuan jauh lebih unggul.
Sambil memasak, perempuan bisa tetap membalas chat demi chat bahkan bisa sambil tetap menyimak berita infotainment.Â
Saat lagi membersihkan halaman sambil ngobrol dengan tetangga, ibu-ibu bisa langsung mengingatkan anak yang akan berangkat sekolah untuk membawa prakaryanya.
Karenanya perempuan sangat sesuai untuk profesi yang membutuhkan penanganan pekerjaan multitasking, seperti misalnya sekretaris.
Selain itu, perempuan dapat mengingat dan memproses banyak informasi secara bersamaan, namun membutuhkan waktu yang lebih lama (juga kata-kata yang lebih banyak) untuk mengungkapkan hasil pemrosesan informasinya.
Jadi tidak usah heran perempuan cenderung lebih suka mengobrol panjang bahkan bisa sampai ngalor ngidul saat membahas suatu topik, berbeda dengan laki-laki yang cenderung to the point.
Sayangnya, walau jago untuk urusan multitasking, untuk urusan fokus, perempuan harus berusaha lebih keras lagi.Â
Nah, sekarang kita jadi mengerti penyebab perbedaan-perbedaan perilaku laki-laki dan perempuan dalam bereaksi terhadap segala hal di sekitarnya.