Aku memilih jalan kedua
di antara hutan hujan tropis
rumah terakhir untuk anak-anak sungai yang merindu samudra
dan primata yang meninggalkan gemanya
memantul di antara pohon bersulur.
Selimut-selimut ozon disibak satu satu oleh matahari
bumi nyaris telanjang
bahkan margasatwa malam hampir kehilangan tempat tinggal
mereka tidak bisa banyak memilih.
Aku memilih jalan kedua
bersama reptil yang lidahnya menyerupai ujung ranting
dan burung elang yang telah menjelajahi tujuh samudra
untuk hinggap kembali pada dahan yang sama.
aku memilih jalan kedua
tempat anak-anak peradaban merindukan rumah yang belum pernah mereka tinggali
dan para sepuh menceritakan dongeng yang belum pernah mereka dengarkan.
Di depan kita hanya ada dua jalan, Sahabatku
jalan pertama
adalah jalan yang lapang sejauh mata memandang
bahkan ujungnya pun tak nampak di penglihatan.
Begitu pula jalan kedua
tapi aku memilih jalan kedua
sebab aku lebih memilih tersesat di antara belantara
mungkin dikejar-kejar serigala
atau lemas dibelit anaconda
Tapi inilah rumah terakhir
yang dihadiahkan Ibu bumi
kepada kita yang seringkali lebih suka melapangkan jalan yang akan dilewati
dibanding mensyukuri jalan yang telah kita tapaki.
---
kota daeng, 7 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H