Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Puisi Abadi Habibie untuk Ainun

12 September 2019   21:07 Diperbarui: 12 September 2019   21:33 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari keepo.me

Apa yang anda pikirkan dari cuplikan puisi tersebut?

Ya, kita bisa menggarisbawahi satu kata yang menjadi napas dari bait tersebut, bahkan dari seluruh puisi, kesetiaan. Dan inilah yang menjadi puncak dari cinta sejati, kesetiaan.

Tawakal 

Pelajaran kedua dari puisi tersebut adalah sikap tawakal. Kematian adalah sebuah keniscayaan.  Sekalipun merasakan duka luar biasa yang membuatnya tersentak dengan hebat. Habibie pada akhirnya mampu menerima peristiwa itu dengan tawakal.

Kata-kata pada awal puisi menguatkan pesan tersebut

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Seluruh puisi pun ditutup kembali penegasan kalau kita sebagai manusia fana harus selalu berserah kepada kehendak Sang Khalik.  

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku

Demikianlah pelajaran kehidupan yang bisa dipetik dari puisi abadi Habibie untuk Ainun. Saat ini kita seperti berada di posisi B.J Habibie saat Bu Ainun pergi. Kita sama-sama kehilangan orang yang dicintai.

Semoga puisi ini pun dapat memberi penguatan kepada kita.

Selamat jalan, Bapak Bangsa, Habibie. Damai senantiasa besertamu. Semoga bertemu kembali bidadari surgamu, sang cinta sejati. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun