Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wahyu, Karakter Favorit Saya pada Kisah KKN Desa Penari

5 September 2019   20:21 Diperbarui: 6 September 2019   23:59 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://threadreaderapp.com by @SimpleM81378523

Beberapa hari yang lalu cerita KKN di Desa Penari menjadi kisah yang paling banyak diperbincangkan oleh para warganet. Di jagat twitter sendiri, tagar #KKNDesaPenari atau #KKNdiDesaPenari menjadi trending topic beberapa waktu lamanya.

Bagi yang sudah membaca dan hanyut dalam kisahnya pasti memiliki perspektif masing-masing, apa pembelajaran atau nilai yang dapat dipetik dari kisah tersebut.

Ada beberapa karakter atau tokoh dalam kisah tersebut. Ada Nur yang taat beribadah dan memiliki kepekaan mata batin, Widya yang cantik dan menjadi incaran "sang penari", Ayu yang ketus, Bima yang diam-diam menghanyutkan, Anton yang biasa-biasa saja dan Wahyu yang blak-blakan. 

Ini nama-nama mahasiswa yang melangsungkan kegiatan KKN di Desa Penari. Ada juga karakter lain seperti Pak Prabu, kepala desa yang berusaha mengayomi anak-anak KKN, Mbah Buyut, sepuh sakti nan bijaksana sampai Mbah Dok, sosok nenek gaib yang menjadi pelindung dan mengikuti Nur kemanapun pergi.

Dari sejumlah karakter tersebut, masing-masing orang (yang sudah membaca atau mengetahui kisahnya tentu saja) pasti punya karakter favorit, entah karena sifatnya atau karena perannya dalam kisah misterius ini. Saya sendiri memilih Wahyu, karakter yang sangat membumi karena dekat dengan keseharian kita.

Ceplas ceplos 

Ini sifat khas Wahyu. Jika berbicara tanpa banyak pikir, suka mengumpat dan mengomentari segala hal. Dari awal kisah, saat Pak Prabu mengantar anak-anak KKN berkeliling desa sifat ini sudah nampak. Wahyu menimpali ucapan Pak Prabu dengan nada bercanda, bahkan saat berada di areal pekuburan yang suasananya mistis. Pak Prabu pun sampai mengeluarkan ancaman "Semoga saja, kalian tahu yang diomongkan ya."

Pada bagian akhir kisah, saat Bima dan Ayu terkena tulah karena perbuatan terlarang mereka, hanya Wahyu yang terang-terangan mengungkapkan kekesalannya. "Goblok!! Bima karo Ayu asu!! kakean ngent*t!!" memang terdengar kasar, tetapi semua orang setuju dengan umpatan Wahyu tersebut.

Karakter Wahyu ini juga bisa dikatakan mewakili karakter warganet tanah air, yang suka riuh bersahut-sahutan di linimasa. Di media sosial twitter misalnya, sudah cukup sering chit-chat para warganet ini menjadi worldwide trending topic saking berisiknya.

Cuek tapi Perhatian

Ini sifat Wahyu yang lain. Saat Wahyu dan Widya baru pulang dari kota setelah membeli kebutuhan KKN dan melewati area hutan untuk masuk ke desa, saat itu tanpa mereka sadari (belakangan Widya sebenarnya sadar) mereka bertemu dengan kampung para lelembut dan "terpaksa" mampir karena motor yang mereka tumpangi mogok di tengah hutan.

Saat itu kakek-kakek yang pertama kali bertemu mereka mengajak mampir untuk ikut bersama-sama dalam pesta desa sambil menunggu kendaraan mereka diperbaiki oleh warga desa yang lain.

Padahal, sebelumnya, sudah diwanti-wanti oleh penjual cilok yang mereka temui di jalan dari arah kota agar dalam hutan tidak mampir kemana-mana dan tetap melanjutkan perjalanan apapun yang terjadi.

Tapi toh mereka tetap menerima ajakan kakek-kakek tersebut. Bahkan Wahyu tanpa beban menikmati hidangan yang disuguhkan kepada mereka. (Yang kemudian ternyata ketahuan makanan khas lelembut. Ini membuat Wahyu beberapa hari muntah-muntah setiap mengingat kejadian tersebut)

Tapi di sisi lain, sikap mereka menerima ajakan untuk mampir ke pesta desa, yang ternyata kampung lelembut, juga bisa jadi keputusan yang tepat. Bisa saja ada musibah lain terjadi jika mereka menolak ajakan tersebut dan tetap melanjutkan perjalanan.

Sifat cueknya yang lain terlihat saat Widya membangunkannya untuk mengikuti Bima yang keluar sendirian malam-malam. Wahyu enggan menuruti Widya, membuat Widya terpaksa mengekori Bima sendirian yang ternyata menuju ke Tipak Talas, tempat paling terlarang untuk dimasuki warga desa karena dikeramatkan. Peristiwa itu pun menjadi permulaan klimaks seluruh kisah ini.

Walaupun terkesan cuek dan suka mengumpat, Wahyu ternyata punya perhatian pada kawan-kawannya. Wahyu-lah yang pertama kali menghampiri Widya saat berada dalam keadaan trance dan tiba-tiba menari di depan rumah yang mereka tinggali. Wahyu pula yang awalnya mengetahui kalau Bima itu suka keluar rumah diam-diam di malam hari.

Saat Widya baru diobati oleh Mbah Buyut karena diikuti oleh sosok penari, Wahyu-lah yang membantu Widya agar lebih tenang dan tidak usah banyak pikiran dulu.

Sifat peduli ini juga yang membuatnya bersedia membantu teman-temannya membelikan persediaan dan kebutuhan KKN mereka ke arah kota yang kemudian harus membuatnya mengalami kejadian mistis bersama Widya.

Jadi kesimpulannya, walau bukan menjadi tokoh sentral pada kisah KKN di Desa Penari, kehadiran Wahyu ikut memberi warna pada kisah ini. Karakternya sangat khas namun cukup mudah kita temukan di sekitar kita, suka mengumpat, ngomong ceplas-ceplos, rada cuek tetapi tetap peduli dan menghargai orang di sekitarnya.

Mungkin sifat inilah yang membuatnya lolos dari radar para makhluk gaib. Sebaliknya, Bima yang sebenarnya cukup religius, malah menjadi kunci yang membuka pintu bencana desa penari tersebut karena perbuatan-perbuatannya yang melanggar norma dan agama.

Pembaca yang sudah melahap kisah KKN di Desa Penari, bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun