Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Daun-daun Jatuh

27 Mei 2019   21:39 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:55 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun-daun jati berguguran
Kemarau memang nyaris memuncak
mereka, daun-daun itu, tinggalkan warna hijau berseri
menjadi merah dan cokelat pucat pertanda duka
yang dipanjatkan pada Tuhan.

Mereka melantukan elegi
pada tanah dan bebatuan
juga sisa-sisa embun yang enggan menghilang.

Aku menyapa daun terakhir yang masuk ke nyala api
menanyakan pesan-pesan terakhirnya
tapi daun terakhir diam membisu
seolah berkata akan datang yang lebih terakhir.

Dia benar
daun-daun yang berguguran masih selalu ada
mereka, daun-daun itu, tinggalkan warna hijau berseri
menjadi merah dan cokelat pucat pertanda duka
yang dipanjatkan pada Tuhan.

Mereka masih setia melantunkan elegi
pada sinar matahari
pada rumput dan sungai yang mengering
mereka berduka pada masanya.

Tetapi mereka yakin
semesta akan selalu menemukan keseimbangan.
pada setiap duka akan datang bahagia
pada setiap kehilangan akan datang berkat
setiap daun yang jatuh akan diganti tunas baru.

Demikian pesan daun terakhir  
yang jatuh senja ini.

--- 


k0ta daeng, 27 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun