Mata gadisku berbohong ketika bibirnya berkata aku mencintaimu dalam susah dan senang, dalam untung dan malang, dalam hujan dan kemarau. Aku melihat redup di situ seperti pagi yang kehilangan matahari sehingga cakrawala pucat tanpa rona dan embun-embun jadi beku.
Aku tahu mata gadisku berbohong kendati lidahnya menjelajah langit-langitku berusaha memantik api hasrat dari dalam raga yang diam. Di ujung gairah aku hanya merasakan gelora tanpa jiwa seperti sungai yang kehilangan jeram.
Aku sadar mata gadisku tidak pernah berbohong saat aku menyelami keindahannya dan melukis sebuah kenangan manis di sana, dia menyodorkan selembar foto untukku. Itu foto mantan kekasih yang kini jadi rekan kerjanya.
Mata gadisku berbohong lagi ketika bibirnya berkata aku mencintaimu dari balik layar gawai yang kini ditertawai purnama kelabu.
---
kota daeng, 8 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H