Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senyum Pertama atau Terakhir?

1 Maret 2019   21:02 Diperbarui: 1 Maret 2019   21:46 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.usalovelist.com

Oksigen dalam kereta malam seperti menipis
hidung dan paru-paru kembang kempis
sedikit lagi jemari depresi menyentak
sebelum semua beban pikiran coba aku enyah sejenak
berganti penat yang memenuhi benak.

Tapi segala beban hidup itu tiba-tiba sirna
ditelan manis senyum milik seorang gadis
getir semula berganti legit kue lapis
di antara bibir bergincu merah muda.

Ramah menyapa budi bahasa
cantik dan anggun sikap pun santun
Apakah aku
lelaki kebanyakan yang dekil dan didera lelah
pantas terima ini anugrah?

Sayangnya
bahagia tak pernah singgah lama.

Kali ini dia turun di stasiun berikutnya
membawa serta setengah semesta.
Wahai gadis
pemilik senyum termanis
bilakah kita lagi bersua
di waktu dan suasana yang lebih romantis?
Ataukah ini hanya lakon satu babak
dari drama kehidupan yang panjang dan jenaka.

---


kota daeng, 1 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun