"Mama ...," suara lirih bocah itu kembali terdengar.
"Iya, Nak. Nih mama, Sayang," sahut bu Jen lagi.
Wajah Aco berseri-seri.
"Wah, saya malah senang kalau ibu bersedia. Kami sudah melihat bagaimana ibu mengasuh anak-anak ini dengan baik dan penuh rasa sayang. Saya tadi sebenarnya ragu-ragu, karena tahu keuangan panti juga lagi tidak---"
"Sst!" sergah bu Jen. "Selalu ada rezeki dari atas kalau kita tulus, Aco. Kalian sudah lihat selama ini kan? Pertolongan Tuhan selalu ada saat kita butuhkan."
Aco mengangguk-angguk.
Ibu Jen lalu meminta kedua karyawati melanjutkan pekerjaan mereka. Dia sendiri lalu menggendong menggendong bocah itu ke arah taman kecil di luar dapur, sambil menatapnya penuh cinta. Ya, pada setiap bencana paling mematikan sekalipun, selalu ada jejak-jejak kehidupan yang ditinggalkan semesta. Â
---