Senandung lirih malam mengantar jiwa-jiwa pekerja
berlabuh jauh ke bintang-bintang
di antara kerlip nakalnya mereka merajut mimpi
satu-satunya jembatan
antara harapan dan kenyataan.
Sepi
senyap
peri malam pun enggan mengusik
biarkan setiap jiwa dikecup samadi.
Mungkin hanya petaka yang bisa membuat jeda
mungkin hanya air mata yang bisa menghapus asa.
Tetapi selagi malam masih bersenandung dalam damai
mereka akan terus mengukir mimpi
biarkan jiwa kembara pergi
dan pulang kembali
saat disapa pagi.
---
kota daeng, 26 November 2018
terinspirasi dari Novel Basalto Terakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H