Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Personifikasi Tuhan yang Kebablasan

10 Juni 2018   22:53 Diperbarui: 10 Juni 2018   23:27 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak paham benar pesan apa yang ingin disampaikan AR lewat pernyataan tersebut. Entah segmen masyarakat mana yang akan disasar dengan pernyataan seperti itu. Saya yakin sebagian besar masyarakat sudah paham dan komitmen dengan pilihan politiknya. Terkait pilpres 2019, sampai saat ini paling tidak ada dua kubu masyarakat yaitu yang memilih #2019TetapJokowi atau #2019GantiPresiden. 

Dua kubu masyarakat tersebut sudah yakin dengan pilihan politiknya. Sebagian masyarakat yang masih bisa berubah haluan adalah mereka yang menentukan pilihan dengan lebih subjektif atau tidak terikat secara emosional dengan personal kandidatnya. Jadi menurut saya statement apapun yang dikeluarkan AR tidak akan banyak berpengaruh lagi pada keputusan politik para konstituen. 

Akhirnya pernyataan tersebut malah jadi blunder buat AR sendiri. Kubu #2019GantiPresiden bergeming dengan pilihannya, sementara kubu #2019TetapJokowi juga semakin yakin untuk tidak berada di pihak yang sama dengan AR.

Apalagi ujung-ujungnya terdengar kabar kalau AR pun siap jadi salah satu kandidat Capres dari PAN. Pernyataan yang dilontarkan AR pun semakin terkesan memaksa Tuhan berpikir menggunakan cara berpikirnya.

Memang setelah menimbulkan kegaduhan, AR memberikan klarifikasi pernyataan tersebut pada artikel ini. Tapi setelah membaca artikel tersebut, saya tetap menyayangkan AR membawa-bawa Tuhan pada pidato politiknya.

Pada akhirnya, tahun depan Tuhan pasti bekerja atas negeri ini. Tuhan bekerja lewat suara-suara para konstituen. Akan ada lebih dari 200 juta orang yang menentukan nasibnya sendiri selama lima tahun berikutnya lewat pilpres. Sistem demokrasi yang kita bangun memang menegaskan ungkapan Suara Rakyat Suara Tuhan. Tapi apapun hasil pilpres nanti, kita tetap akan beribadah kepada-Nya. Tidak akan ada sifat-sifat Tuhan yang berubah, Tuhan tetap Maha Kuasa dan tidak perlu malu kepada siapa pun. (PG)

---

Referensi: 

Amien Rais: Tuhan Malu

Amien Rais Siap Nyapres 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun