Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terkutuklah

4 Juni 2018   20:56 Diperbarui: 4 Juni 2018   21:16 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkutuklah peperangan
yang mengubah taman Firdaus jadi ladang pembantaian
membuatnya jadi noktah-noktah hitam sejarah
peradaban terseok-seok nyaris hilang arah.

Terkutuklah kekerasan
yang mengubah manusia jadi serigala kelaparan
membuatnya tega mengunyah jantung sesamanya
dan minum darah mengucur dari dalamnya.

Terkutuklah manusia
yang mengubah kemanusiaan jadi sekedar tanda baca
di antara belantara dokumen politis
sementara manusia yang sebenarnya sedang meregang tragis
di antara belulang dan kerangka.

Terkutuklah diriku
yang hanya bisa menangis pilu
membuatnya jadi puisi yang segera dimakan debu
dibawa angin lalu.  

Terkutuklah...

---

kota daeng, 4 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun