Wanita di seberang jalan menuruni trotoar dan melintasi jalanan tanpa takut sedikit pun high heels-nya terpapar genangan air. Tahu-tahu Bayu dan wanita itu kini tinggal berjarak sejengkal saja. Saking dekatnya, Bayu bisa merasakan napas wanita itu di bawah dagunya.
"Saya adalah fragmen masa lalu kamu..."
"Saya tahu. Tapi setiap orang mestinya punya nama, bukan?"
"Namaku... Khianat..."
Mata Bayu membelalak dan secara refleks mundur selangkah.
"Saya tahu sekarang, kamu datang membawa dendam wanita-wanita itu!..."
Bayangan wanita-wanita yang pernah singgah di kehidupan Bayu tiba-tiba berkelebat tidak karuan di dalam kepalanya. Meta, Cindy, Meutiah, Keke. Bayu pun menemukan persamaan kebencian di mata mereka dengan tatapan menggoda dari wanita berbaju merah di hadapannya.
"Tidak. Saya bukan membawa dendam, saya malah membawa pesona mereka kembali. Tapi sayangnya saya dari masa lalu, Bayu. Masa lalu yang tidak akan terulang lagi. Lihatlah, bayangan dari masa depan..."
Wanita itu menunjuk genangan air. Bayu kembali terkejut.
Genangan air memantulkan rupa wanita lain. Wanita berbaju biru dengan rambut panjang indah yang tengah dipermainkan angin malam.
"Sukma!" Bayu berseru dan mengangkat pandangannya ke seberang jalan. Tapi... hampa! Tidak ada seorang pun di sana. Bayu kembali memandang genangan air, sama hampanya.