Setiap kali kepala membunyikan lonceng
kita memburu matahari yang tinggalkan jejak obsesi bersama fatamorgana
kita tanggalkan hati untuk mengejar bahagia
tanggalkan hening untuk mengejar ketenangan.
Setiap kali lonceng melecut adrenalin
kita menyeret dan memuntir gir
agar roda-roda ekonomi masih berputar untuk piring kedua dan ketiga
lelah menggigit rasa
tapi pantang matahari terbenam untuk kita.
Setiap kali adrenalin melesakkan darah ke kepala
Kita kembali terbenam dalam statistik dan dadu kemapanan
sampai terlupa
berapa banyak kisah berarti yang harus dilepaskan
untuk menggenggam kertas peluang tanpa jiwa.
Sesekali kita mesti terpekur
karena dibanting keras oleh kehidupan
agar kita berhenti berlari
membiarkan matahari terbenam untuk kita dan terbit untuk mereka.
Sesekali kita mesti terperosok
jauh ke dalam kelemahan kita
untuk menemukan apa yang kita cari jauh di luar kekuatan kita.
Agar tersadar dalam kontemplasi
melihat dalam bayangan
dan menemukan dalam diam...
...hening dan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H