"Setiap punya pacar, selalu ending-nya sedih seperti ini. Kalau bukan diputusin, ya ditinggalin. Beda sama kamu, sekarang sudah punya istri, anak."
Parjo kembali menepuk-nepuk pundak Abud.
"Jangan punya pikiran gitu dong. Pikiran itu sebagian daripada doa."
"Habis bagaimana lagi? Saya jadi tambah takut tahun 2030 negara kita benar-benar bubar, Jo."
Parjo kembali terkejut. Dari urusan cinta-cintaan kok tiba-tiba jadi urusan politik. "Maksud kamu?"
"Lah, negara kita belum bubar begini saja, saya gak nikah-nikah, bagaimana kalau beneran bubar?"
Mendengar curhat kawannya itu, Parjo jadi tertawa terpingkal-pingkal sambil menepuk bahu Abud keras-keras. Abud sampai hampir jatuh terjengkang dari atas balai-balai.
"Abuud, Abud! Eh, kalau kopinya tidak kamu minum sekarang, negara kita nanti benar-benar bubar. Ayo diminum!"
 ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI