Di atas pepohonan, purnama telah paripurna. Ini malam saat energi hitam mereka mencapai puncaknya.
Aku menggenggam jantungnya erat, dan membiarkan irama denyutannya menjalari tanah, akar pepohonan dan udara malam sedingin es.
Kapten! Belokkan kendaraannya sekarang! Pos 12 adalah neraka malam ini!
"Kapten! Maaf, tapi sepertinya jenazah Puerto tadi bergerak dan bersuara," ucap salah satu prajurit dengan wajah ketakutan di belakang kursi Sang Kapten.
"Kamu ini ada-ada saja..."
...dan namaku bukan Puerto, Kapten!"
Kapten terkejut, dan sopir mobil menginjak pedal rem kuat-kuat.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H