Kita suka beternak polemik
sampai tumbuh berbakul-bakul
tumpah ruah seperti bekatul
sampai nyaris mustahil ditelisik.
Apalagi media rajin menyuplai oli
pada mesin-mesin perontok nalar
sebagian rakyat bingung
sebagian lagi pura-pura paham.
Sebagian mengeluh kehabisan blangko
kontraktor mengeluh kehabisan anggaran
birokrat mengeluh di kantor kepanasan
elite mengeluh kenapa semua orang terlihat bodoh.
Lalu saat semua bersahut-sahutan
seperti jago di ujung pagi
dorr!
Hening
Diam
Waktunya kita beternak polemik lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!