"Iya, pak. Penerbangan siang."
"Oh gitu. Bisa nggak sebelum pergi, kamu aturkan jadwal agar saya bisa ketemu pak Suprapto, yang dari Adicipta Steel. Kalau bisa besok lebih baik lagi, mumpung saya lagi kosong."
"Oh baik, Pak. Sebentar saya coba contactpak Suprapto."
"Oke, Erik. Jangan lupa info ya."
"Baik, Pak."Â
Percakapan terhenti. Kamu menatap penasaran.
"Gak apa-apa, Beb. Urusan kerjaan. Ayo buruan kalau gitu..."
"Iya, Mas. Dia tadi balas jangan terlalu malam pulangnya."
Lima menit kemudian, kita sudah bergabung dalam arus lalu lintas kota yang ramai lancar. Di luar sana, hujan masih menari berlatar langit malam. Di belakang dashboard,aku memelintir setir dalam kebisuan. Kamu juga. Kita membiarkan pikiran masing-masing menguasai diri kita. Ah, seandainya malam ini bisa lebih romantis lagi.
---