"Siapa?" tanyaku.
"Suami aku, Mas. Malam ini dia sudah nyampeJakarta!"
Aku terkejut.
"Sebentar ya, Mas, aku balas WA-nya dulu. Dia nanya aku lagi dimana... Balas bagaimana, ya?"Â
Aku berpikir cepat. "Ya, bilang saja kamu lagi keluar sama teman, mau nyari kado."
Kamu mengangguk, lalu kedua ibu jarimu menari lincah di atas layar handphone. Sementara itu, handphone-ku berbunyi nyaring. Dengan sigap aku mengambilnya dari saku jas dan... kembali terkejut.
"Eh, dia nelpon nih!" Aku meletakkan telunjuk di depan bibir sebagai isyarat diam, lalu menjawab panggilan itu.
"Selamat malam, pak,"
"Malam, Erik. Sorryganggu ya," terdengar suara berat si penelepon.
"Enggak kok, Pak. Bagaimana, Pak?"
"Meeting-nya selesai lebih cepat, jadi malam ini saya sudah balik ke Jakarta. Kamu jadi besok ke Denpasar?"