Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan buat Bani Taplak dan Kaum Sumbu Pendek

2 Juli 2017   14:28 Diperbarui: 3 Juli 2017   07:32 3185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: dreamstine.com

Framing, hoax, hate speech dan aneka postingan negatif lainnya selalu bisa kita temukan dari kedua golongan. Akan jadi masalah jika pembaca menanggalkan kekritisannya dan menerima begitu saja postingan negatif tersebut mentah-mentah, terutama jika sejalan dengan arus utama golongannya.  Untuk menangkal postingan negatif sebaiknya setiap kali usai membaca kita menalarnya dengan baik dan mencari informasi pendukung. Jika postingan tersebut tertaut dengan portal berita atau artikel, tidak ada salahnya membuka portal tersebut untuk membaca berita atau artikelnya dengan utuh. Kadang saya mendapati judul (apalagi ditambah opini si penyebar) tidak sinkron dengan esensi dalam berita atau artikelnya.

Kalau cara-cara di atas masih sulit dilakukan karena keterbatasan waktu (dan kuota), yang paling adalah jangan pernah membenci dan dendam pada sesama anak bangsa hanya karena apa yang ditulisnya di sosial media. Ini frase kuncinya.

Saat ini negara-negara yang sedang bersusah payah membenahi imbas konflik berkepanjangan sedang menaruh perhatian kepada negara kita. Mereka berharap Indonesia tetap menjadi contoh negara berpenduduk mayoritas muslim yang toleran dan damai.

Ada video singkat yang sedang beredar di twitter berisi pidato dari Presiden Jokowi. Bapak Presiden belum lama ini mendapat pesan dari Presiden Afghanistan untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan di dalam umat dan masyarakat. Menurut beliau, awalnya di Afghanistan hanya ada dua kelompok yang bertikai. Tapi karena tidak ditangani dengan baik, pertikaian kedua kelompok ini akhirnya menyeret negara-negara lain yang punya kepentingan untuk masuk dan akhirnya Afghanistan luluh lantak. Konflik tersebut pun melahirkan semakin banyak kelompok yang bertikai. Saat ini pemerintah setempat sedang berjibaku untuk merukunkan kembali kelompok-kelompok tersebut.

Kita tidak ingin kejadian tersebut menimpa negara kita tercinta. Negara kita yang besar dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah membuat kita menjadi incaran banyak negara lain. Jika mereka tidak mampu mengeruk keuntungan dengan cara-cara yang legal, mereka pasti akan menempuh cara lain yang ilegal. Caranya pun tidak hanya secara langsung seperti eksploitasi dan pencurian, tapi bisa secara tidak langsung dengan menyerang integrasi masyarakat kita yang plural lalu mencari celah saat kita lengah. Kiat mengantisipasinya yaitu dengan menjunjung tinggi persatuan bangsa.  

Sekali lagi, jangan sampai kita terpecah belah hanya karena berbeda pendapat dan pandangan. Kita bani taplak, kita sumbu pendek, kita Indonesia.

Salam Kompasiana (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun