Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Langit Berduka

26 Mei 2017   21:43 Diperbarui: 26 Mei 2017   21:52 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit sedang berduka karena manusia lebih senang menebar benci daripada kasih
di ujung malam dia terlupa singkapkan tabir agar bulan tumpahkan cahaya
di ujung pagi enggan ronakan wajahnya untuk menghibur matahari
tapi manusia tetap tak peduli lebih senang memuja diri.

Langit sedang berduka karena pandang badai di depan
tapi tak kuasa hentikan perang di bawah
hanya bisa munajat ke atas

Lalu Empunya semesta bertitah
langit berserah pasrah
jadi klimaks duka

Manusia yang sedang mengayunkan pedang ke tubuh manusia lainnya
ditampar gerimis dan gema doa dari padang belantara
gerimis jadi hujan, gema doa jadi kidung duka
manusia-manusia tenggelam dalam jeda

Walau hari esok masih misteri
langit sudah tuntaskan misi hari ini.

---


kota daeng, 26 Mei 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun