Mama menunjuk dada April. April menyahut dengan anggukan dan senyuman.
“Yah, baiklah, Sayang. Mama tinggal ya, lanjutkan lagi belajarnya…”
Setelah mengelus kepala putrinya, Mama keluar dan menutup kembali pintu kamar April.
Mengejutkan!
Di belakang pintu ternyata ada gadis mungil yang lain yang sedang bersembunyi, begitu mirip dengan April.
“Amber?!” April menatap tak percaya. “Cepat sekali…”
“Aku langsung kemari begitu menerima suratmu, April…”
April berlari girang untuk memeluk kembarannya itu. Tapi Amber meletakkan telunjuk di depan bibirnya sebagai isyarat bagi April untuk menghentikan keinginannya.
“Kita bisa saling melepas rindu sepuasnya nanti. Sekarang… apa kamu sudah siap?”
“Kelihatannya bagaimana?”
April memamerkan kepangan rambut dan senyum manisnya.