Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tumbal Perang (2)

23 Mei 2017   16:36 Diperbarui: 23 Mei 2017   16:40 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sihir Lumenos, sihir yang hanya boleh dikeluarkan oleh pemimpin pasukan sebagai tanda damai atau menyerah.

Dalam sekejab suara peperangan berhenti dan semua mata berpaling ke asal sihir itu jauh di bawah sana.

***

Hening.

Iring-iringan pasukan Lordam dan sekutunya pun bergerak meninggalkan perang yang baru saja usai. Yang tersisa dari peperangan itu adalah kisah duka, wajah-wajah tak percaya, darah dari ribuan korban yang memenuhi permukaan Zemesis.

Panglima Bares dan prajurit penunggang naga yang tersisa memandang kepergian tersebut dengan duka. Raka yang jadi tawanan mereka saat ini diberi mantra pengikat serta dikelilingi oleh selusin prajurit elit kerajaan Lordam.

Dia akan dibawa ke pengadilan kerajaan Lordam seperti yang disampaikan Raja Zeikh pada surat tantangan perangnya beberapa waktu yang lalu. Setelah itu tidak akan ada yang tahu bagaimana nasib Raka di sana. Bahkan, Panglima Bares pun tidak berani menerka-nerka.

Raka telah menjadikan dirinya tumbal untuk menyelamatkan kawan-kawan dan kerajaannya.



---(end)---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun