Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jenazah Laporan

16 Maret 2017   21:56 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:02 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: himachalabhiabhi.com

Pos ronda depan rumah pak RT akhir-akhir ini jadi semacam pusat keramaian warga. Awalnya pos ronda  itu dibangun secara gotong royong oleh warga untuk sarana kantibmas. Tapi belakangan ini fungsinya bergeser, terutama sejak pak RT yang dermawan itu membeli satu unit TV LCD 21 inch untuk dipajang di dalam pos. Akhirnya tempat itu bukan saja jadi pos warga yang bergiliran menjaga kemanan lingkungan, tapi juga jadi ngumpul untuk nonton bareng acara sepakbola atau acara idol-idolan.

Tapi entah mengapa malam jumat ini, keadaan lebih sepi. Mungkin akibat cuaca lagi dingin, sehingga warga malas keluar rumah. Atau memang karena kebetulan lagi malam Jumat, yang bagi sebagian orang adalah malam yang paling angker dari malam-malam yang lain. Sekali lagi, entahlah.

Yang terlihat nongkrong di pos hanya si Cungkring dan Upik, dua pemuda gagah perkasa yang kebetulan malam ini dapat tugas jaga. Keduanya sedang asyik menonton film India. Pada saat jeda iklan, mendadak seorang gadis manis melintas di depan pos.

Cungkring mencolek pundak Upik.

“Kayaknya lagi cari alamat tuh,” gumam Cungkring. Upik mengiyakan

 Mereka pun menegur gadis itu.

“Cari siapa, Mbak?”

Gadis itu terlihat sedikit terkejut. Tapi tetap menyahut sopan,

“Mau cari pak RT, Mas.”

“Oh, kebetulan di depan itu memang rumahnya pak RT. Em, maaf mbak. Dari siapa dan ada perlu apa ya?” tanya Upik.

“Mm, nama saya Santi, mas. Mau lapor ke pak RT…”

“Lapor apa ya, Mbak?” sambung Cungkring.

“Ini, Mas. Rumah kontrakan saya di ujung gang Kancil. Saya meninggal kemarin karena terpeleset di kamar mandi. Sampai sekarang belum ada yang tahu, soalnya saya tinggal sendirian. Selama ini jarang juga berkomunikasi sama warga yang lain. Pergi kerja masih pagi benar, pulang pun sudah larut malam. Kalau tidak cepat ditemukan, takutnya jenazah saya nanti bau, Mas. Makanya saya pengen laporan ke pak RT biar segera ditangani. Tapi ngomong-ngomong, pak RT-nya ada gak nih?”

Tapi sepertinya pertanyaan gadis manis itu tidak bakalan terjawab, karena saat ini Cungkring dan Upik sudah menghilang, lari tunggang langgang.

“Halo...?? Mas?”

Ternyata keramaian pos di depan rumah pak RT pun ikut mengundang kehadiran makhluk halus.

----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun