Tanpa terasa bocah itu semakin jauh meninggalkan tempatnya semula. Tapi semangat dan sakunya yang membengkak karena lembaran-lembaran rupiah jauh mengalahkan kekhawatirannya.
Akhirnya sampailah payung jingga itu ke daerah pinggiran kota yang sepi dan suram. Hujan tidak menari selincah tadi, tapi gerimis yang berjatuhan tetap saja mengiris kulit.
Suara serak seorang wanita menghampiri gendang telinganya. Suara itu berasal dari sebuah kedai kopi yang terasnya dihiasi beberapa lampion merah menyala. Di sekitar situ ada beberapa wanita berpakaian minim, memamerkan lekuk-lekuk yang menantang geliat petualangan lelaki dewasa. Namun tidak untuk bocah itu.
Dia pun mendekat tanpa firasat.
Pada saat menjajari beberapa sepeda motor yang parkir di depan teras kedai, dia terkejut karena wanita sahabat wanita yang tadi memanggilnya ternyata mengenalnya.
“Rudi…!!??”
Wanita itu terkejut karena mengenalnya dengan baik. Bocah bernama Rudi rupanya juga mengenal wanita itu dengan baik,
“Ibu...!!??”
Keheningan segera menyusup di antara bulir hujan di tempat itu.
---