Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Lampu Lalu Lintas Ngadat

8 Maret 2017   21:53 Diperbarui: 8 Maret 2017   21:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari sirinnar.com

Malam menyiram metropolitan dengan bulir-bulir hujan
air membungkus trotoar dan jalan-jalan
kendaraan melangkah pelan
neon box menggigil kedinginan.

Tapi di sana di ujung persimpangan
udara sedang terbakar kepanasan
Lampu lalu-lintas berpendar enggan.
Mobil-mobil dan motor-motor pun terpaku
pertemuan arus lalu-lintas bergeming kaku
.
Klakson bersahutan
seperti burung hutan yang heboh matahari datang
asap karbonmonoksida bak dupa membumbung ke awan.
.
Tak puas berbalas klakson
umpat dan kebencian pun dikeluarkan
Satu skuter matic terjatuh
dua ibu meringis,
tiga pemuda bersitegang karena dinding mobil lecet
gerobak penjual siomay menyeberangi pertemuan arus
 seperti peragawati.

Sementara itu volume kendaraan
bertambah seiring hujan yang menderas.

Benarkah kita manusia mengaku makhluk paling berbudi?
Jika iya
mengapa benda mati lebih mampu mengatur diri kita
daripada kita sendiri.

---

kota daeng, 8 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun