Apalagi kalau diperhatikan secara seksama kepalanya juga nyaris plontos. Hanya rambut-rambut halus hitam kemerahan yang membanjiri batok kepalanya. Sekonyong-konyong bulu kudukku merinding.
“Maaf, ya, Om selama ini sudah nyolong duitnya. Tapi gak banyak kok, sekali nyolong paling 50 ribu atau 100 ribu.”
Perasaanku semakin tidak enak. Selama ini memang aku merasa uang di dompet seringkali berkurang. Tapi pikirku dipakai belanja sesuatu, itu penyebabnya.
“Kamu… kamu tuyul ya, Nak?”
Bocah meringis lucu lagi, lalu mengangguk malu-malu.
“Maaf ya, Om. Sekarang sudah insaf kok. Ini mau bisnis yang halal, siapa tahu Om mau join?”
Tapi aku tidak tertarik menjawab tawaran bisnis itu. Langsung ambil langkah seribu, tidak peduli burger yang masih setengah dijatuhkan begitu saja.
Nasib… nasib. Siang bolong ketemu Tuyul insaf.
----
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI